Senin, 11 November 2013

Review : "Your Next" (2013)


Setelah tahun ini disuguhkan dengan karyanya dalam project kumpulan sutradara-sutradara “sakit” di The ABC’s of Death dengan menyutradari serta membintangi segmen Q is for Quack dan juga bergabung dengan Gareth Evans, Timo Tjahjanto , dan Jason Eisener di V/H/s 2, Kini Adam Wingard kembali menyuguhkan film yang akan mengajak penonton merasakan terror dan “indah”nya bermandikan darah dalam You’re Next.
Film slasher yang “ditahan” selama hampir dua tahun oleh pihak distributornya, Lionsgate ini pernah “merasakan” program Midnight Madness di TIFF (Toronto International Film Festival) pada tahun 2011 yang saat itu dimenangkan oleh “The Raid”nya Gareth Evans. Dan sempat tersiar kabar bahwa You’re Next  juga akan dijadikan sebagai “Surprise Movie” di INAFFF 2011. Namun karena pihak Lionsgate-nya tidak merestui, alhasil film ini gagal ditayangkan di INAFFF 2011 dan akhirnya “A Lonely Place To Die”lah yang menjadi “Surprise Movie” di festival film yang paling dirindukan oleh pecinta genre fantastic di Indonesia.
You’re Next berkisah tentang keluarga Davison yang sedang berkumpul untuk merayakan “Anniversary” pernikahan Paul (Rob Moran) dan istrinya, Aubrey (Barbara Crampton). Hari yang terlihat akan sempurna karena seluruh anggota hadir dan merayakannya mendadak berubah menjadi malam kelam dan mengerikan ketika sekelompok pembunuh bertopeng binatang meneror mereka. Anggota keluarga Davison bahu membahu untuk melawan terror dari “binatang buas” tersebut. Timbul pertanyaan siapa dibalik topeng tersebut? Apa yang sebenarnya mereka cari?


Penampilan tokoh Erin Harson yang diperankan oleh Sharni Vinson mampu membuat siapapun yang menontonnya berdecak kagum. Dia-lah yang paling survive diantara anggota keluarga Davison. Bukannya kabur atau bersembunyi dari ancaman golok dan panah si pembunuh bertopeng. Sebaliknya, dia malah memburu balik “hewan-hewan jadian” tersebut. Membuat si pembunuh-pembunuh bertopeng merasa terancam dan malam yang mereka pikir akan berakhir “bahagia” berubah karena ketangguhan Erin.
Kisah “Home Invasion” yang disuguhkan dalam “You’re Next” sebenarnya bukanlah hal yang asing dan baru. Namun, Cara Adam Wingard mengajak penontonnya untuk bersenang-senang dengan adegan-adegan sadis berlumuran darah patut diapresiasikan. Mungkin untuk penggemar film slasher (seperti saya), You’re Next seperti film pemuas dahaga akan adegan-adegan sadis nan brutal. Bacok sana bacok sini, Tusuk sana tusuk sini, darah dimana-mana, teriakan ketakutan dan terror membuat film ini mampu memberikan ketegangan bagi penontonnya, “kepuasan” akan adegan sadis dan “kebahagiaan” karena darah ada dimana-mana.

Dibalik adegan brutal dan terror dari pembunuh bertopeng, Adam Wingard menyuguhkan dialog yang menarik yang tak kalah menarik dari adegan berdarah dalam film ini. Yang paling saya ingat dan termasuk berkesan adalah ketika anggota keluarga Davison berkumpul dimeja makan untuk makan malam dan obrolan-obrolan antara anggota keluarga yang berbuntut dengan debat. Selain itu, Adam Wingard juga menyelipkan komedi-komedi yang membuat warna lain dalam film ini. Ditengah adegan-adegan yang menegangkan dan penuh darah, film ini tetap memberikan “istirahat” dengan dialognya yang lucu dan bahkan mampu mengundang tawa. Jadi menonton “You’re Next” adakalanya penonton teriak sekeras-kerasnya ada kalanya penonton juga tertawa sekeras-kerasnya.


Secara keseluruhan, You’re Next merupakan film pelepas dahaga yang tepat bagi pecinta slasher. Saya pribadi merasa terpuaskan akan adegan-adegan brutal yang disuguhkan dalam film ini. Tanpa basa basi film ini menampilkan adegan yang sadis sejak awal film. Tusukan demi tusukan , pukulan demi pukulan, bacokan demi bacokan dan darah dimana-mana siap menghibur penontonnya. Tak perlu mengharapkan cerita yang rumit dengan twist yang memukau cukup nikmati saja setiap “hiburan” yang ingin ditunjukan oleh Adam Wingard dan kalian akan merasakan “kebahagian” menonton film ini. Seperti saya yang teriak kegirangan saat satu demi satu diperlihatkan adegan-adegan keras nan “Indah”. Dan jangan sampai lupa lagu “Looking for the Magic”nya Dwight Twilley yang mampu memberikan warna lebih dalam film ini.



Rating : 3/5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar