Pasca keberhasilan
luar biasa baik secara komersil maupun kualitas yang ditorehkan Comic 8 pada awal tahun 2014 lalu, para comic (Sebutan dari pelaku Stand Up Comedy) yang terlibat dalam
film komedi-aksi tersebut perlahan menunjukkan eksitensi di dunia perfilman
Indonesia. Para comic kini laris
manis menghiasi beberapa judul film dari berbagai genre baik sebagai pemeran
utama maupun sebagai pemain pendamping. Tak dipungkiri, para comic punya pesona komedi yang dianggap fresh dan mampu menggaet penonton
khusunya para penonton muda. Salah satu dari mereka adalah Babe Cabita dimana
dampak dari penampilannya di Comic 8
pria berambut kribo ini mulai malang melintang menghiasi layar lebar. Dan yang
terbaru adalah film komedi-aksi berjudul, Epen
Cupen The Movie.
Epen Cupen The Movie berkisah
tentang Celo (Klemen Awi), pemuda asal Papua yang mendapat mandat dari ayahnya
untuk mencari saudara kembarnya yang terpisah sejak kecil. Dalam perjalanan
mencari saudara kembarnya, Celo bertemu Babe (Babe Cabita) seorang pengusaha
bangkrut asal Medan dan Celo pun meminta bantuan kepada Babe untuk membantu
mencari saudara kembarnya yang hilang. Pertemuan antara mereka berdua menyeret
mereka dalam beberapa masalah hingga akhirnya tanpa disengaja terdampar di
Jakarta dan terlibat diantara dua kelompok gangster yang sedang berseteru.
Melalui Epen Cupen The
Movie, Irham Acho Bachtiar kembali mencoba mengeksplorasi potensi dari
tanah kelahirannya Papua kedalam format film. Bila melihat rekam jejaknya di
dunia perfilman, Irham Acho Bachtiar selalu konsisten melibatkan wilayah paling
timur Indonesia ini kedalam karya-karyanya. Film pertamanya yang berjudul Melodi Kota Rusa pada tahun 2010 dapat
dikatakan sebagai kebanggaan Papua karena seluruhnya digarap oleh anak asli
Papua. Walaupun tayang terbatas, namun antusias terhadap film ini cukup besar
melihat 1000 keping DVD terjual hanya dalam waktu 2 minggu di Papua. Setahun
kemudian, Irham merilis film adventure
yang masih melibatkan Papua didalamnya berjudul “Lost in Papua”. Dan 4 tahun
setelahnya, Irham mencoba mengangkat budaya lokal bidang komedi di Papua
bernama mop Papua. Epen Cupen The Movie sendiri
diadaptasi dari webseries yang cukup terkenal berjudul Epen Cupen yang berarti “emang penting cukup penting”. Dalam
webseriesnya, Epen Cupen menyuguhkan
sebuah lawakan yang terkesan lugu namun cerdas yang diangkat dari interaksi kehidupan
sehari-hari dalam bentuk sketsa-sketsa singkat. Dalam filmnya, Epen
Cupen selain tetap bertahan dengan ciri khasnya juga diperkaya dengan
elemen-elemen lain seperti deretan adegan action
dibeberapa adegan serta lawakan khas Stand-up
Comedy sebagai variasi komedi yang disuguhkan ke penonton.
Awal film sangat menjanjikan bagaimana pembangunan karakter
Celo dengan latar belakang keluarga serta atmosfer kampung halamannya mampu
memberikan harapan jikalau film ini bergulir dengan sangat menyenangkan serta
menghibur sepanjang film. Hal tersebut diperkuat dengan kemunculan karakter
Babe dan pertemuannya dengan Celo yang akhirnya membentuk sebuah chemistry kuat
dengan karakternya masing-masing. Celo dengan kekuatan dialek Papua-nya serta
keluguannya dan Babe dengan ceplas-ceplosnya. Konsistensi karakter inilah
membuat setiap Celo-Babe saling tektok melempar dialog dan becandaan dengan mudah
mampu mengundang tawa dari penonton.
Dengan performa menawan dari duet Celo-Babe serta cerita
yang punya potensi mengundang tawa di paruh awal film, membuat film ini
diharapkan menyuguhkan hiburan yang fresh
dan mengundang tawa penonton terus menerus sepanjang film. Namun, harapan
tinggallah harapan. Menginjak paruh kedua film, tepatnya saat petualangan
Celo-Babe bersetting di Jakarta, tensi humor-pun menurun dan film terasa
menjemukan. Hal ini dikarenakan penceritaan film yang melebar serta banyaknya
karakter pendamping turut ambil peran namun tidak dibarengi dengan skrip yang
kuat. Hasilnya, hampir berantakan. Walau diakui masih dapat terhibur dibeberapa
bagian, namun kegaringan yang disuguhkan dalam Epen Cupen The Movie memang tak bisa dipungkiri. Para karakter yang
muncul di paruh kedua film pun tampil seadanya dan hanya sedikit memberikan
hiburan. Mereka tak lebih dari fasilitator kelucuan Celo-Babe dan siap
dilupakan begitu saja oleh penonton. Film ini masih beruntung memiliki duet
Celo-Babe dimana mereka tampil konsisten dalam melucu dan punya chemistry kuat sehingga
film ini tak jadi film komedi yang tidak komedi sama sekali.
Klemens Awi dan Babe Cabita sukses menjadi bintang di film
ini serta menjawab tanggung jawab mereka sebagai aktor utama. Yang unik dari
mereka adalah bagaimana mereka terasa sepenuh hati melakoni karakter mereka
masing-masing dengan gaya komedinya masing-masing. Walau jauh berbeda gayanya,
keduanya tak saling timpang-tindih apalagi menonjol sendiri, keduanya saling
bersinergi dan menghasilkan sebuah dialog serta adegan yang sangat menghibur. Duet
Celo-Babe yang dibangun sangat baik membuat setiap tingkah laku mereka menjadi
lucu, bahkan setiap adegan yang melibatkan mereka berpotensi untuk lucu dan seakan
penonton sudah siap-siap untuk dibuat tertawa tiap kali mereka ada dilayar.
Bahkan mereka diam dan memasang wajah datar pun penonton tetap bisa tertawa.
Namun apa yang diberikan Klemens Awi-Babe Cabita terhadap film ini tidak sebanding
dengan apa yang karakter lain perbuat kepada Epen Cupen The Movie. Sebenarnya tak perlu diragukan lagi potensi
yang dimiliki oleh Edward Gunawan serta Marissa Nasution melihat jam terbang
mereka di perfilman Indonesia. Tapi apa yang disuguhkan mereka adalah sebuah
akting yang kaku, canggung dan seadanya saja. Karakter yang mereka mainkan jadi
tak berkesan apa-apa, ketika dilibatkan untuk memainkan adegan berkonten komedipun
hasilnya malah garing dan basi. Sepertinya mereka siap hanya sebagai pelengkap
cerita dalam Epen Cupen The Movie
lalu dilupakan begitu saja. Dan yang paling disesalkan adalah beberapa komedian
yang terlibat tapi tidak dimaksimalkan dengan baik untuk mengundang tawa
penonton. Penampilan Temon dan Fico tak lebih seperti figuran biasa yang
sebenarnya bukan komedian-pun bisa memerankan karakter mereka. Terlebih Fico, comic seangkatan dengan Babe Cabita
dalam Stand Up Comedy tak berdaya
dalam film ini. Penampilannya kelewat serius dan menyia-nyiakan potensi yang
dimilikinya. Ada adegan dimana Fico punya ruang cukup lama untuk melontarkan
lawakannya serta ajang untuk unjuk kebolehan namun tidak dimaksimalkan dengan
baik dan hasilnya sebuah lawakan yang garing dan sudah basi untuk sebuah film
komedi.
Rentetan adegan aksi dalam film ini tak bisa dibilang
mengecewakan namun tak juga istimewa. Efek serta tone warna saat adegan aksi berlangsung mengingatkan penonton akan
film Comic 8. Beberapa adegan aksi
sukses memamerkan spesial efek mereka serta tentu saja menghibur. Dan yang
paling juara adalah aksi kejar-kejaran menggunakan bajaj yang tidak hanya seru
namun juga mudah mengundang tawa penonton. Namun, beberapa adegan aksi bukannya
semakin menguatkan sisi komedi dalam film ini malah jatuhnya jadi lebay. Adegan petarungan akbar antara
dua geng besar menjelang akhir film seharusnya menjadi adengan aksi pamungkas
dan klimaks dari film ini malah terlihat seperti anak-anak bocah main
perang-perangan di lapangan kosong. Komedinya garing dan tidak ada gregetnya.
Malah terkesan dalam penggarapan adegan ini dilakukan main-main karena sudah
terlanjur terjebak dalam suasana komedi di lokasi syuting. Adegan yang
semestinya punya potensi bagus sebagai adegan paling pamungkas dimana ada
lawakan super gila dan rentetan aksi yang intense disia-siakan begitu saja.
Amat disayangkan padahal sudah didukung dengan spesial efek yang lumayan baik.
Namun begitu, melalui Epen
Cupen The Movie bisa dikatakan Irham Acho Bachtiar naik level dari segi
kualitas dibanding film sebelumnya. Niat untuk mengangkat budaya daerah bernama
mop Papua didampingi dengan lawakan yang sedang naik daun bernama stand up comedy bisa dikatakan berhasil
dan menyuguhkan tontonan yang menghibur. Epen
Cupen The Movie memberikan sebuah kolaborasi unik dari duet menawan bernama
Celo dan Babe yang mampu memberikan nyawa sepanjang film dan menjadi juru
selamat film ini dari kegaringan dan becandaan basi. Terlepas dari konsistensi
penceritaan dan karakter pendukung yang tampil seadanya. Epen Cupen The Movie mampu memberikan tontonan yang cukup menghibur
serta memberikan nuansa baru dalam genre film komedi Indonesia. Duet Celo-Babe
masih sangat potensial untuk diberi kesempatan lanjut ke film selanjutnya dan
bisa jadi seri film dengan duet komedian yang besar. Dengan catatan
penggarapannya lebih maksimal dan harus jauh lebih baik dari yang sekarang. Agar
film yang disuguhkan tak seperti hubungan cinta anak ABG, awalnya terlihat baik
dan menjanjikan, namun kelamaan jadi membosankan dan mudah dilupakan.
beritajowo.com adalah web berita harian terkini dan budaya lokal, merupakan situs berita online yang berisi mengenai berita terbaru hari ini dari peristiwa, kecelakaan, kriminal, hukum, berita unik, Politik, dan liputan khusus di Indonesia dan Internasional.
BalasHapusberitajowo.com Saluran Informasi Akurat Terkini Terpercaya, Berita Politik, Ekonomi, Bisnis, Pendidikan, Olahraga, Jateng, Jabar, Jatim dan Berita DIY.