Cinema Shelter Vol.1 merupakan kegiatan yang mempertemukan
para pembuat film dengan para penikmat film untuk berbagi ilmu dan pengalaman
dalam proses pembuatan film. Acara yang berlangsung pada hari Sabt, 4 Oktober
2014 di SAE Institue Pejaten diselenggarakan oleh Mokino.co , media online yang
berfokus pada Industri film bekerja sama dengan Oreima Films.
Saat menonton film, terkadang banyak kesan dan Tanya
menyelimuti benak penonton selepas film usai. Pertanyaan-pertanyaan dibalik
layar saat proses pembuatan film seperti efek dan make-up, penggarapan musik
yang mampu mempengaruhi mood menonton dan sebagainya. Untuk itulah Cinema
Shelter hadir sebagai jawaban dari segala hal yang berhubungan dengan proses
dan desain produksi sebuah film kepada
penikmat film dengan metode talkshow langsung dari sineas yang menggarapnya.
Pada gelaran pertama, Cinema Shelter mengangkat film “3
Nafas Likas”. 3 Nafas Likas adalah film rilisan Oreima Films yang disutradarai
Rako Prijanto yang merupakan film biopic yang mengisahkan hidup Likas Tarigan
(Atiqah Hasiholan) yang kemudian dikenal dengan Likas Ginting dalam berjuang
meraih beberapa pencapaian dala
hidupnya. Selain Atiqah Hasiholan, aktor nominator FFI, Vino G. Bastian
turut andil dalam film ini sebagai suami dari Likas, Djamin Ginting. Film ini
rilis di Bioskop Indonesia pada 16 Oktober 2014.
Cinema Shelter Vol.1 dibagi dalam 4 sesi. Pada sesi pertama
dibawakan oleh Rako Prijanto selaku Sutradara, Cesa David Luckmansyah selaku
Editor, dan Hano Pradigya sebagai DOP. Mereka share kepada peserta Cinema
Shelter bagaimana proses dalam 3 Nafas Likas mulai dari penggarapan skenario,
sinematografi, hingga proses editing. Sesi kedua dibawakan oleh Khikmawan
Sentosa dan Aghi Narotama dalam sesi Sound Engineer dan Music Scoring. Dalam
Sesi ini di share bagaimana music mampu mempengaruhi mood menonton dan semakin
membawa penonton semakin “masuk” kedalam film.
Pada sesi ketiga Cinema Shelter Vol.1, ada Raiyan Laksaman
selaku Spesial FX dan Chaery Eka Wirawan sebagai Make Up Effect. Dalam sesi ini
mereka share mengenai keterampilan dan pengalaman mereka dalam penggarapan 3
Nafas Likas. Raiyan sebagai SFX mempresentasikan beberapa efek CGI yang dia
buat dalam film ini seperti membuat Pesawat terbang klasik dan sebagainya.
Chaery Eka sebagai make up pun menunjukan keterampilannya dalam “Menyulap”
penampilan para pemain 3 Nafas Likas, sebagai contoh Vino yang memiliki kulit
putih bersih dibuat menjadi lebih gelap kulitnya. Sesi ke empat merupakan pengenalan
Balinale film festival 2014.
Secara keseluruhan Cinema Shelter Vol.1 merupakan kegiatan
positif yang memiliki nilai edukasi. Cinema Shelter membedah kepada penikmat
film mengenai proses produksi sebuah film langsung dari orang-orang yang
menggarapnya. Semoga akan terus muncul kegiatan baik seperti ini dan Cinema
Shelter aka nada terus selanjutnya dengan membedah film Indonesia yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar