Kamis, 26 Februari 2015

Review : Killers (2014)


Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel akhirnya “Rujuk” kembali!  The Mo Brother,Duet maut yang bertanggung jawab akan “lahirnya” film slasher yang membuat penontonnya “bersenang-senang” akan “pesta” literan darah serta serentetan adegan brutal nan mengerikan dalam “Rumah Dara” pada 2010 kembali meramaikan perfilman lokal setelah “absen” cukup lama sekitar 4 tahun. Kini The Mo Brothers kembali dengan salah satu film yang ditunggu-tunggu oleh penggemar film “sinting” Indonesia berjudul “Killers”.

Selama 4 tahun waktu “Pisah Ranjang” The Mo Brothers bukan tanpa bekas. Timo Tjahjanto pada tahun 2012 tergabung dengan 25 sutradara sinting di dunia dalam film “The ABCs Of Death” dalam segmen “sakit jiwa” L is Libido serta berduet dengan Gareth Evans (The Raid) dalam V/H/S 2 dalam segmen sakit jiwa yang mampu membuat jantung saya berdegup kencang serta pikiran saya terombang-ambing  (ini tidak berlebihan,coba saja sendiri) berjudul “Safe Haven”. Jam terbang serta rentetan filmografi Timo Tjahjanto dan Kimo Stanboel membuat wajar saja kalau “Killers begitu dinantikan dan membuat penggemarnya memiliki ekspetasi berlebih akan film ini.


“Killers” mengangkat sisi lain dari manusia. Manusia mempunyai sisi gelap dalam dirinya yang bila “diusik” sisi gelap tersebut dapat menunjukan wujudnya serta bukan tidak mungkin mampu menguasai manusia hingga manusia seperti berubah menjadi “monster” yang ganas. Sepanjang film penonton akan ditunjukkan akan sisi gelap dari manusia dan diajak sang pembuat film untuk “berkreasi” menelusuri labirin dan menemukan apa yang sebenernya dipikirkan oleh pembunuh bengis yang kerap mengupload video-video peyiksaan korbannya yang berkedok sebagai eksekutif  muda bernama Nomura Shuhei (Kazuki Kitamura) serta “Jalinan Kasih” abnormal  jarak jauh  dengan  seorang jurnalis dengan kehidupan yang terpuruk karena tekanan karier dan permasalahan keluarga bernama Bayu Aditya (Oka Antara). Kisah Long Distance Relationship mereka yang terhubung dengan saling upload video pembunuhan serta video chat menyeret mereka ke sisi gelap yang makin dalam dan telihat semakin “asyik” dalam memburu korban-korbannya.

“Killers” merupakan pembuktian kedewasaan dan semakin matangnya The Mo Brothers dalam bekarya. Mereka tidak berjalan di zona aman pada genre slasher namun pada “Killers”yang di gariskan dari awal bergenre Thriller Psikologis yang akan bermain-main dengan psikologis dan menyerang  pikiran dan mental  penonton  dengan apa yang disajikan dalam “Killers”. Sejak menit-menit awal, penonton akan dibuat tidak nyaman (bagi yang tidak tebiasa) dengan gaya khas The Mo Brothers melalui serentetan adegan keras dan brutal bercipratan darah segar yang keluar dari tikaman benda-benda keras dari sang psikopat berdarah dingin seperti Nomura. Membuat yang tidak kuat mental akan terus-terusan terusik serta tidak nyaman selama 138 menit film berlangsung namun bagi pecinta adegan-adegan kekerasan tak bermoral mungkin akan berbahagia sepanjang film melihat satu per satu korban berjatuhan dibumbui adegan keras mengantar kematiannya.


“Killers” tak melulu mengenai adegan kekerasan nan mengilukan serta bermandikan darah. Ada cerita yang dikemas menarik mengikuti sisi gelap kedua tokoh utama. Timo Tjahjanto dan Takuji Ushiyama selaku script writer tahu betul bagaimana melakukan eksplorasi dalam membangun karakter Nomura dan Bayu sebagai Karakter Sentral. Karakter Nomura dan Bayu dibangun dengan kisah yang tidak menjemukan walau beralur cukup pelan dan mampu membawa penonton turut merasakan masuk ke sisi gelap dari karakter Nomura dan Bayu. Hal itu juga tak terlepas penampilan kedua main cast dari “Killers” Kazuki Kitamura dan Oka Antara. Kazuki Kitamura mampu menampilkan sosok psikopat karismatik berdarah dingin yang tak perlu harus banyak omong, dengan gesture tubuh dan raut wajah yang meyakinkan, Kazuki Kitamura mampu memberikan aura psikopat bengis yang karismatik. Oka Antara juga tak mau kalah, penampilannya cukup total dalam film ini. Beberapa ekspresinya tepat serta menghayati karakternya sebagai seorang jurnalis yang depresi. Oka Antara sadar betul bahwa Killers mampu membuat namanya akan terangkat dibelantika film Internasional sehingga performa yang ditunjukkanpun tidak tanggung-tanggung.

Namun tidak dipungkiri, penggabungan kisah psikopat berbeda tempat ini terasa kurang di blend dengan baik. Film akan terbagi menjadi dua fokus karakter yang berlatar belakang baik setting, kejadian atau pengalaman yang berbeda membuat Killers terasa tanggung dalam membangun tensi serta yang berakibat beberapa kejadian dalam film ini berkahir begitu saja serta tentu saja memngakibatkan tedapat beberapa plot holes dalam film ini. Namun, terlepas dari itu Killers disajikan dengan sajian hidangan yang cukup menggugah selera. Dibalut dengan tata sinematografi yang indah dan  serta scoring yang patut diacungi jempol. Adengan pembunuhan diiringi dengan scoring lembut namun terkesan kelam yang semakin membawa penonton semakin masuk dalam sisi gelap sang psikopat. Adengan membunuh dikemas dengan balutan yang artistik seperti The Mo Brothers ingin “mengajak” kita berpendapat bahwa pembunuhan itu indah loh.



Secara keseluruhan, The Mo Brothers mampu menyajikan sebuah tontonan langka bagi perfilman Indonesia dengan menyuguhkan sebuah film Thriller Psikologis yang cukup brilliant serta membuktikan bahwa karya-karya mereka memang patut dinanti serta selalu menyuguhkan hal yang memuaskan. Walau tak bisa ditampik bahwa akan ada saja  yang membandingkan Killers dengan Rumah Dara, namun sebenernya hal itu bukan yang pantas untuk dijadikan perbandingan karena berbeda genre antara slasher dengan thriller psikologis. Killers merupakan pembuktian bahwa The MO Brothers mampu menyajikan diluar zona aman mereka dan bukti nyata semakin berkembangnya kemampuan mereka. Killers mampu menjadi tontonan yang berbeda dan mampu membekas dan mengganggu pikiran penonton hingga film habis. Dan sangatlah wajar bila film ini mencapai prestasi membanggakan hingga menjadi Official Selection dalam festval film yang bergengsi Sundance Film Festival.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar